seperti biasa di pagi senin yang cerah, aku berangkat dari rumahku menuju kampus. jarak dari rumah ke kampus yang cukup jauh mengharuskan aku dua kali naik turun angkot. dan lamanya perjalanan bisa memakan waktu kurang lebih satu jam. karena setiap hari aku harus masuk pukul 8 pagi. maka aku berangkat dari rumah pukul setengah tujuh. satu hal yang paling kubenci adalah betapa lamanya aku harus duduk di dalam angkot yang membawaku dari rumah ke kampus. apalagi kalau supirnya sengaja menyetir dengan kecepatan yang sangat teramat lambat. hal itu selalu membuatku ngantuk. padahal aku malu kalau terlihat ngantuk oleh penumpang-penumpang lainnya.
karena perjalananku memakan waktu lama, aku suka sekali mengambil posisi duduk di pojok. karena di sana aku bisa menyembunyikan wajah ngantukku dari pandangan-pandangan yang pastinya akan menilaiku sebagai laki-laki pemalas. aku bukannya pemalas, hanya saja aku mengidap insomnia. insomnia itulah yang selalu membuatku ngantuk di pagi hari dan membentuk lingkaran hitam di sekeliling mataku.dan hari ini seperti biasa aku mengambil posisi duduk di pojok angkot. dan seperti jam weker yang sudah disetel maka saat angkot mulai berangkat, mataku pun mulai mengatup-ngatup tanda ingin dipejamkan. setengah perjalanan aku masih tertidur, tapi setelah itu aku tersentak kaget karena tiba-tiba saja aku merasa ada beban yang menimpa bahu sebelah kiriku. aku terjaga dari tidur ayamku. dan kaget melihat ada kepala sudah bersandar dengan anggunnya di bahuku. jelas saja aku kaget. apalagi setelah kusadari dia adalah seorang gadis. ya seorang gadis. ada gadis yang sedang tidur dibahuku.
aku jelas tidak mengenalnya. aku ingin membangunkannya, tapi dia tampak pulas sekali. lagipula rambutnya yang sebahu itu harum sekali. aku jadi senang mencium wanginya. tapi yang membuatku tak enak adalah pandangan mencela dari penumpang-penumpang lainnya. aku yakin dalam pikiran mereka pastilah sudah menilai aku sebagai laki-laki kurang ajar (soalnya pagi-pagi sudah melakoni adegan mesra-mesraan dengan seorang gadis yang dengan nyenyaknya tidur dibahuku). hah, aku sendiri tidak tau apa yang harus kuperbuat dengan gadis itu. kubiarkan saja bahuku ini dipinjamnya, paling tidak sampai aku tiba di kampus.
setibanya di kampus (pas ketika sang supir mengerem dengan mendadaknya) gadis yang tidur dibahuku tadi tersentak bangun. dia kelihatan kaget. dia mengerjapkan matanya dan melihat sekelilingnya dengan ekspresi bingung. sepertinya dia tidak sadar kalau dia tadi udah dengan seenaknya tidur dibahuku. lalu dengan tergesa-gesanya dia merogoh sakunya untuk mengambil ongkos dan segera turun dari angkot. ternyata dia juga kuliah di tempat yang sama denganku. aku ingin menyapanya, hanya saja aku sudah ketinggalan. sosoknya telah berbaur dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. hingga aku tidak sempat untuk mengejarnya.
karena perjalananku memakan waktu lama, aku suka sekali mengambil posisi duduk di pojok. karena di sana aku bisa menyembunyikan wajah ngantukku dari pandangan-pandangan yang pastinya akan menilaiku sebagai laki-laki pemalas. aku bukannya pemalas, hanya saja aku mengidap insomnia. insomnia itulah yang selalu membuatku ngantuk di pagi hari dan membentuk lingkaran hitam di sekeliling mataku.dan hari ini seperti biasa aku mengambil posisi duduk di pojok angkot. dan seperti jam weker yang sudah disetel maka saat angkot mulai berangkat, mataku pun mulai mengatup-ngatup tanda ingin dipejamkan. setengah perjalanan aku masih tertidur, tapi setelah itu aku tersentak kaget karena tiba-tiba saja aku merasa ada beban yang menimpa bahu sebelah kiriku. aku terjaga dari tidur ayamku. dan kaget melihat ada kepala sudah bersandar dengan anggunnya di bahuku. jelas saja aku kaget. apalagi setelah kusadari dia adalah seorang gadis. ya seorang gadis. ada gadis yang sedang tidur dibahuku.
aku jelas tidak mengenalnya. aku ingin membangunkannya, tapi dia tampak pulas sekali. lagipula rambutnya yang sebahu itu harum sekali. aku jadi senang mencium wanginya. tapi yang membuatku tak enak adalah pandangan mencela dari penumpang-penumpang lainnya. aku yakin dalam pikiran mereka pastilah sudah menilai aku sebagai laki-laki kurang ajar (soalnya pagi-pagi sudah melakoni adegan mesra-mesraan dengan seorang gadis yang dengan nyenyaknya tidur dibahuku). hah, aku sendiri tidak tau apa yang harus kuperbuat dengan gadis itu. kubiarkan saja bahuku ini dipinjamnya, paling tidak sampai aku tiba di kampus.
setibanya di kampus (pas ketika sang supir mengerem dengan mendadaknya) gadis yang tidur dibahuku tadi tersentak bangun. dia kelihatan kaget. dia mengerjapkan matanya dan melihat sekelilingnya dengan ekspresi bingung. sepertinya dia tidak sadar kalau dia tadi udah dengan seenaknya tidur dibahuku. lalu dengan tergesa-gesanya dia merogoh sakunya untuk mengambil ongkos dan segera turun dari angkot. ternyata dia juga kuliah di tempat yang sama denganku. aku ingin menyapanya, hanya saja aku sudah ketinggalan. sosoknya telah berbaur dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. hingga aku tidak sempat untuk mengejarnya.
cerpen tami menurut didin, dari segi bahasa udah bagus tapi dari segi temanya terlalu biasa aja bibe... maunya temanya lebih kuat dan lebih menarik lagi... OK!
BalasHapusoke oke...thanx ya din :)
BalasHapus