my name is tami...bibeh...titam

Assalammualaikum...wr...wb...
WELCOME :)


Kamis, 22 Juli 2010

LOVE STORY

prom, ball atau pesta dansa. ya, saat ini aku memang sedang berada di tengah-tengah pesta dansa yang megah dan meriah. ratusan lampu berkelap-kelip menerangi ruang dansa, suara musik melantun indah terkadang berirama kencang terkadang juga berirama lembut, cowok cewek berpakaian ala pangeran dan putri asik berdansa di bawah lampu disko, tapi ada juga yang duduk sambil bertukar cerita dengan teman-temannya dan menikmati hidangan yang tersedia di pesta dansa ini.

aku suka sekali pesta dansa! hah, jelas saja itu kalimat sarkastis. jujur, aku tidak suka sama semua jenis pesta. karena pesta identik dengan keramaian. dan keramaian selalu membuatku merasa pusing dan kikuk.

sebenarnya pesta dansa ini dibuat khusus untukku. ya, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke tujuh belas. setiap orang tua yang sayang anak dan mempunyai banyak harta pasti tidak akan sungkan-sungkan untuk membuatkan sebuah pesta dansa besar untuk merayakan hari ulang tahunmu. dan itu lah yang dilakukan oleh orang tuaku.

bukannya merasa tidak berterima kasih atau apa, hanya saja menurutku ini terlalu berlebihan. aku lebih suka merayakan ulang tahunku secara sederhana saja. tapi mau bagaimana lagi, orang tuaku tetap bersikeras membuatkanku pesta dansa untuk merayakan hari ulang tahunku.

acaranya sendiri berlangsung meriah tadi. aku sudah meniupkan lilin dan memberikan suapan kue ulang tahunku pada orang yang kucintai, siapa lagi kalau bukan kedua orang tuaku. walau sebenarnya ada satu lagi orang yang sangat kucintai, yaitu Romi.

Romi adalah seseorang yang sangat kucintai. tapi hubungan kami tidak pernah disetujui oleh orang tuaku. klise sekali alasannya, yaitu karena aku ini anak orang kaya dan terpelajar sedangkan Romi hanya anak kampung biasa. dia juga sekolah hanya saja dia punya kerja sampingan yaitu mengangon sapi. sehingga menurut mereka Romi sama sekali tidak pantas untukku.

tapi bagiku Romi itu cowok yang asik sekali. dia tidak seperti cowok-cowok di sekolahku yang lagaknya selangit dan suka pamer kekayaan. memang sih Romi tidak bisa pamer apa-apa, tapi dia punya kepribadian yang asik sekali. selera humornya tinggi, dia juga perhatian, dan yang paling kusukai dari dirinya adalah dia selalu menjadi dirinya sendiri. bagiku Romi itu seperti penghibur yang baik hati.

aku kecewa sekali malam ini, soalnya aku sudah mengundang Romi untuk datang ke pesta ini. tapi sampai detik ini batang hidungnya pun tidak kelihatan. makanya dari tadi aku merasa suntuk dan malas untuk berbaur dengan teman-temanku yang lain.

karena semakin lama aku semakin pusing dengan segala hingar bingar pesta ini, aku memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang akan membuatku merasa sedikit tenang.
aku pergi ke tempat favoritku, yaitu balkon di kamarku.

sampai di sana, aku langsung menyandarkan lenganku ke tepian balkon, menopangkan daguku di atasnya dan memandang langit cerah yang bertabur bintang.
aku mengeluh dalam hati, kenapa aku tidak suka keramaian. tapi mungkin akan terasa beda jika Romi ada didekatku. ngomong-ngomong soal Romi, tiba-tiba aku mencium baunya. yaitu bau rumput dan sapi. dan sekilas bayangan Romi hadir di mataku. hah,

Romi... Romi... "Romi!!!" teriakku. kenapa aku teriak? karena tiba-tiba saja senyuman khas Romi yang cengengesan muncul dihadapanku.

"Romi, kamu ngapai di sini?" aku kaget setengah mati, takut ketahuan sama yang lain. apalagi ini di dalam kamarku.

"He...he... tapi aku diundang ke pestanya kamu," jawab Romi cengengesan.

aku memutar bola mataku, "pestanya nggak di kamar aku, tapi di ballroom! jadi nggak ada pesta-pestaan lagi!" aku merajuk.

"Marah yaa? maaf deh. kamu kan tau aku harus mengurus sapi-sapiku dulu."

"Jadi lebih penting sapi daripada aku?" aku bersedekap dan memberengut.

"Yah, dia marah deh. aduh gimana yaa. oke deh, gini aja. karena ini hari ulang tahunmu. apa pun yang kamu minta akan kuberikan. gimana?" tawar Romi.

hem.. tawaran yang cukup menarik.

"Oke. karena kamu udah telat datang ke acara pesta ulang tahunku yang menjenuhkan itu, maka hukumannya adalah sekarang juga kamu harus hibur aku sampai aku senang!" perintahku padanya.

Romi kelihatan sedang berpikir.

"Kenapa? nggak bisa memenuhi permintaanku?"

"Siapa bilang? bukan Romi namanya kalau nggak bisa membuat hati tuang putriku ini bahagia."

"Dasar gombal!"

"Oke, Pricess. because today is your special day. let me make you happy. so, would you dance with me?" Romi segera berlutut dihadapanku dan megulurkan tangannya.

aku sedikit terperangah. hah? si Romi ngajak aku dansa?

"Here?" tanyaku.

"Yes, here! so?"

setelah berpikir sejenak akhirnya aku berkata, "with my pleasure, my Prince!"
aku mengulurkan tanganku yang langsung disambut oleh Romi. dia pun segera berdiri dan mengambil posisi berdansa denganku.

jujur saja ini untuk pertama kalinya aku berdansa, setelah mengingat ada banyak sekali cowok yang mengajakku berdansa malam ini tapi semuanya kutolak. maka akhirnya ajakan Romi-lah yang kuterima dan menjadi cowok pertama yang berdansa denganku.
sebagai seorang anak kampung biasa, sama sekali tidak ada kecanggungan bagi Romi ketika berdansa. seakan-akan dia sudah sering melakukannya. malah aku yang terlihat kikuk dan aku merasa dentaman jantungku semakin lama semakin kencang saja.
setelah berdansa sampai kakiku terasa mau copot, saat ini aku dan Romi sedang asik memandang indahnya langit dari balkon.

"Bagaimana? sudah senang kan sekarang?" tanya Romi.

aku pura-pura berpikir lalu mengelengkan kepalaku.

"Lho, kenapa?" Romi kelihatan bingung.

"Soalnya kamu belum kasih kado apa-apa buat aku!"

"Yang tadi itu nggak bisa dianggap kado?" Romi menggaruk-garuk kepalanya.

"Yang tadi itu kan hukuman buat kamu karena kamu udah telat datang ke pesta ultahnya aku!" saat ini aku benar-benar merajuk sama Romi.

"Yah, tuan putri jangan ngambek dong! coba deh lihat ini..."

tiba-tiba saja tangan kanan Romi mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya dan dari dalamnya keluarlah sebuah... kalung.

aku terperangah. ternyata Romi sedang usil terhadapku.

"Mana mungkin aku bisa tidak menyiapkan kado apa-apa buat tuan putriku?" Romi sudah mulai manis dalam berkata-kata.

aku hanya tersenyum. lalu aku membiarkan Romi memakaikan kalung itu dileherku.

"Wow, cantik sekali!" puji Romi setelah dia selesai memasangkannya.
aku tersipu malu.

"Kamu tau nggak satu hal?" tanya Romi.

"Apa?"

"Kalau kamu itu cantik sekali kalau lagi tersipu malu."


rese' nggak sih Romi. sudah berapa kali dia hampir membuatku melayang.
nggak lama setelah dia memujiku, aku bisa merasakan kalau Romi mendekatiku. perlahan-lahan. tangannya menyentuh pundakku. matanya lekat menatapku. Romi sudah semakin dekat. dan aku mulai merasakan getaran yang sulit diartikan. aku tahu maksud Romi. aku membiarkannya terus mendekatiku. dan...

"Julia!!!"

aku terlonjak kaget. tiba-tiba saja papa muncul dari pintu kamarku.

"Papa..." desahku.

kenapa papa bisa ada di sini? gawat! Romi ada di sini, papa nggak akan suka.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" bentak Papa kepada Romi.

betulkan.

Romi, seperti yang aku kenal, nggak pernah takut menghadapi kegarangan Papa. dia terlihat tenang. dan itu malah membuat Papa semakin nggak suka dengannya.

"Saya hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada anak Anda," jawabnya.

"Siapa yang mengundang kamu?" bentak Papa lagi.

"Sudahlah Pa, aku yang mengundangnya kemari. papa jangan marah-marah ya. ini kan ulang tahun aku. dan wajar kalau romi ada di sini. dia temanku, Pa." kataku mencoba menenangkan Papa.

"Teman? teman kamu bilang? kalau memang dia teman kamu kenapa dia tadi berusaha untuk mencium kamu?"

rasanya seperti tersengat listrik ribuan volt. rupanya Papa melihatnya, saat Romi ingin menciumku.

"Papa nggak bisa terima. sekarang juga Papa mau laki-laki miskin ini enyah dari sini sekarang juga. cepat usir dia. sebelum Papa bertindak lebih jauh lagi!"

"Iya, Pa. Romi, plis dengerin aku. kamu harus pergi dari sini. aku nggak mau kamu kenapa-napa. ayo cepat pergi dari sini Rom!" pintaku pada Romi.

Romi menatapku dalam-dalam. aku bisa melihat cinta yang begitu tulus di kedua matanya.

"Baik, aku akan pergi!" lalu dia menatap Papa, "tapi pasti aku akan kembali. kembali untuk menjemput cintaku. aku janji!"

Papa hanya tersenyum sinis mendengarnya.

"Anak bau kencur, sudah bicara tentang cinta-cintaan. ayo cepat pergi! dan ingat sekali kamu langkahkan kaki lagi di rumah ini, maka hidupmu akan berakhir!" ancam Papa.

dengan berani Romi memandang Papa dengan penuh tantangan. lama mereka saling pandang, sampai akhirnya Romi memutuskan untuk pergi.

sebelum pergi dia sempat berkata padaku, "aku janji, Julia!"

aku hanya mengangguk. dalam hati aku berkata semoga Romi cepat-cepat menepati janjinya.

setelah Romi lenyap dari pandangan, Papa langsung melancarkan amarahnya kepadaku.

"Dengar Julia, sekali lagi Papa lihat kamu bersama pemuda busuk itu. maka kamu tidak akan pernah bebas dalam menjalani hidup kamu. dan sebagai hukumannya, papa kurung kamu di kamar ini selama satu minggu. biar kamu tau rasa akibatnya!"

"Tapi, pa..."

belum selesai aku bicara Papa sudah meninggalkan aku sendirian di kamar. papa membanting pintu kamarku dengan keras. dan aku medengar suara pintu yang dikunci dari luar.

papa jahat. papa egois. aku benci sama papa!

aku menghempaskan tubuhku di atas kasur dan mulai menangis. aku nggak bisa membayangkan bagaimana hidup tanpa ada tawa dan canda Romi yang biasa menemani hari-hariku. memikirkannya saja aku nggak sanggup. apalagi menjalaninya.

aku memutar alat musikku dan suara merdu Taylor Swift mengalun membawakan lagu "Love story". sebelum aku tertidur aku berdoa dalam hati, semoga kisah cintaku berakhir dengan bahagia seperti lagu itu...

We were both young, when I first saw you.
I close my eyes and the flashback starts-
I'm standing there, on a balcony in summer air.

I see the lights; see the party, the ball gowns.
I see you make your way through the crowd-
You say hello, little did I know...

That you were Romeo, you were throwing pebbles-
And my daddy said "stay away from Juliet"-
And I was crying on the staircase-
begging you, "Please don't go..."
And I said...

Romeo take me somewhere, we can be alone.
I'll be waiting; all there's left to do is run.
You'll be the prince and I'll be the princess,
It's a love story, baby, just say yes.

So I sneak out to the garden to see you.
We keep quiet, because we're dead if they knew-
So close your eyes... escape this town for a little while.
Oh, Oh.

Cause you were Romeo - I was a scarlet letter,
And my daddy said "stay away from Juliet" -
but you were everything to me-
I was begging you, "Please don't go"
And I said...

Romeo take me somewhere, we can be alone.
I'll be waiting; all there's left to do is run.
You'll be the prince and I'll be the princess.
It's a love story, baby, just say yes-

Romeo save me, they're trying to tell me how to feel.
This love is difficult, but it's real.
Don't be afraid, we'll make it out of this mess.
It's a love story, baby, just say yes.
Oh, Oh.

I got tired of waiting.
Wondering if you were ever coming around.
My faith in you was fading-
When I met you on the outskirts of town.
And I said...

Romeo save me, I've been feeling so alone.
I keep waiting, for you but you never come.
Is this in my head, I don't know what to think-
He knelt to the ground and pulled out a ring and said...

Marry me Juliet, you'll never have to be alone.
I love you, and that's all I really know.
I talked to your dad -- go pick out a white dress
It's a love story, baby just say... yes.
Oh, Oh, Oh, Oh, Oh.

'cause we were both young when I first saw you